Nama :
Mar’ie Muhammad Akbar
Kelas :
1IA03
NPM :
54412438
TUGAS IBD KE-3
TRAGEDI KECELAKAAN
Pada siang hari tepat nya tanggal 3
september 2011 pukul 12.30 saya baru keluar dari ruang kelas tempat di mana
saya kursus. Ketika itu saya suadah lulus dari sma namun berniat untuk tidak
melanjutkan kuliah dahulu karena ada beberapa hal. Setelah saya shoa lat dzuhur
saya dan teman saya makan siang. Namun ketika saya sedang makan beberapa kali
saya keselek dan memilliki firasat tidak baik, tetapi saya tetap melanjutkan
makan. Setelah selesai makan teman-teman saya mengajak untuk
nongkrong-nongkrong dahulu namun saya menolaknya. Setelah itu saya pulang
dengan perlengkapan lengkap helm fullface, sarung tangan, jaket tebal, celana
panjang, dan sepatu.
Ketika saya pulang entah kenapa saya
di tahan teman-teman saya agar saya pulangnya nanti dahulu, namun saya tetap
kekeh ingin pulang. Lalu saya berangkat tetapi entah kenapa di perjalanan saya
merasa tidak enak karena sepertinya ada yang akan terjadi. Tetapi saya tetap
melanjutkan perjalanan.
Di suatu perempatan besar yang tidak
ada lampumerahnya saya sedikit menurunkan kecepatan karena itu perempatan besar
namun pada saat itu juga sebuah motor melaju dengan sangat cepat dan hampir
menabrak saya. Tetapi motor itu menghindar dan step belakang motornya
tersangkut pada ban depan saya sehingga saya dan motor itu pun terjatuh. Tanpa
di sadari saya dan pengendara motor yang ternyata bapak tua itu sudah
tergeletak di aspal. Namun banyak orang membantu membangunkan saya dan bapak
tua itu. Dan ketika saya tersadar saya syhok melihat bapak tua itu berlumuran
darah dan tak sadar kan diri. Namun saya dan bapak tua itu di bawa kerumah
sakit karena dari TKP ada rumah sakit terdekat.
Sesampai nya di rumah sakit saya dan
bapak itu mendapatkan perawatan namun banyak orang terkejut melihat kondisi
saya dan bapak tua itu. Banyak orang terkejut karena saya tidak sedikit pun
mengalami luka namun bapak tua itu mengalami luka sangat parah. Ternyata pas di
selidiki ternyata bapak tua itu berkendara tidak memakai pakaian safety. Dia
memakai celana yang panjang nya tanggung memakai jaket tipis dengan helm catok
tidak ada kaca dan SNI nya memakai sendal jepit dan tidak memakai sarung
tangan. Di situlah letak kesalahan bapak tua itu sudah naik motor ngebut dan
dia tidak memakai pakaian safety. Selanjutnya dokter polisi dan orang-orang
yang melihat saya dan bapak tua itu terheran heran dan bertanya-tanya.
Setelah itu keluarga bapak tua itu
pun datang dan keluarga saya pun datang. Namun terjadi perselisihan karena
keluarga bapak tua itu meminta pertanggung jawaban karena mengatakan saya yang
membawa motor ngebut-ngebut dan menabrak bapak tua itu. Padahal yang sebenarnya
bapak tua itu yang mengendarai motor dengan kencang dan tidak berpakaian
safety. Lalu keluarga bapak tua itu meminta ganti rugi sebanyak 6jt rupiah
untuk biaya pengobatan dan perbaikan motor si bapak tua itu.
Namun keluarga saya menolaknya
karena itu sama saja memeras keluarga saya. Setelah itu setelah dengan perdebatan
perseteruan yang panjang dan berhari hari maka orangtua saya memutuskan hanya
mengganti 2jt atau tidak sama sekali karena orangtua saya menganggap luka parah
yang di derita bapak tua itu karena ulah nya dia sendiri berkendara dengan
kecepatan tinggi namun tidak berpakaian dengan safety. Setelah itu saya dan
keluarga saya berdamai dengan keluarga bapak tua itu dan memberikan uang nya.
Dan saya benar-benar trauma dengan naik motor selama 1 bulan dan tidak mau naik
motor karena trauma yang saya terima.
Mungkin
itu saja yang dapat saya ceritakan. Pada kesimpulan nya ap bila anda ingin
berkendara berpakaian lah dengan safety dan jangan berkendara dengan kecepatan
tinggi dan dalam kondisi terburu-buru.